CepenKu (Original karya ku)

Ini aku, yang mengharapkanmu.

Berharap..
Aku tak pernah lelah berharap tentangmu.
Aku tak pernah lelah mencintaimu.
Aku tak pernah lelah menyayangimu.
Dan..
Aku juga tak pernah lelah menahan sakit hati yang kau beri.
Ini aku, yang mengharapkanmu.

Kali ini aku di buat shock dengan pemandangan yang –menurutku- sangat buruk dan seketika aku melihatnya ada yang sakit di dalam tubuhku tepatnya di hatiku. Di depanku terdapat pemandangan sepasang kekasih yang tengah bermesraan di kerumanan kantin sekolah. Bagaimana tidak sakit hatiku? Kalau yang menjadi lelakinya itu adalah lelaki yang selama dua tahun ini aku mengharapkannya. Memang terlalu gila, mengharapkan seseorang selama dua tahun tanpa sekalipun seseorang itu menengok kita. Ya Tuhan apa salah jika aku mengharapkan dia?

“Gebby!” seru seseorang di belakangku sambil menepuk pundakku berkali-kali hingga membuatku sadar dari lamunan yang menyakitkan itu. Aku menengok kebelakang dan  melihat Megi –sahabatku- membawa satu mangkuk bakso dan satu mangkuk bakso sudah berada di depan mejaku lengkap dengan dua es jeruk. Satu untuk aku dan satu lagi untuk Megi.

“Ngelamun aja! Tuh makan pesenan lo” lanjutnya sambil duduk di sampingku. Aku hanya diam menanggapinya lalu aku segera makan bakso ku dan sesekali melihat adegan mesra itu. Selesai makan aku langsung meminum es jeruk ku.

“Yuk Gi balik!” ajakku tanpa basa-basi, cukup sakit melihat adegan menyakitkan itu.

“Bentar, gue minum dulu” jawabnya sambil meminum es jeruk nya. Aku dan Megi meninggalkan kantin. dan selama di perjalanan menuju kelas aku hanya diam terus melamunkan kejadian tadi sambil menahan rasa sakit yang ada di hatiku.



Bel pulang sekolah berbunyi, aku segera membereskan buku-buku dan memasukannya ke dalam tas.
Gi, gue duluan ya” pamitku dan bersiap untuk berdiri sebelum ada tangan yang mencegahku untuk berdiri. Aku menoleh ke Megi –pelakunya- “Kenapa?” tanyaku.
“Gue main ke rumah lo ya Geb. Udah lama gak main ke rumah lo. Boleh kan?” jawabnya sambil memasang wajah penuh harap. Aku pun hanya menganggukan kepala dan tersenyum lalu melangkah pulang bersama Megi.



“Geb, lo kenapa sih? Dari tadi di sekolah diem mulu sampai sekarang lo juga diem. Kenapa sih? Cerita dong.” Suara Megi seketika memecah keheningan di dalam kamarku. Aku yang asik melamun di meja belajarku sambil memandang luar jendela langsung menoleh ke arah Megi yang asik memainkan I-Pad nya sambil menidurkan tubuhnya.
“Gue mau nyerah Gi!” seruku sambil menatap lurus arah jendela luar –lagi-.
“Nyerah? Maksud lo?” Megi langsung melepaskan I-pad yang ada di genggamannya dan langsung berdiri dari tidurnya dan menatapku tajam meminta penjelasan dari kata-kataku barusan.

“Gue nyerah! Gue mau berhenti ngeharepin dia!”  kataku lalu aku mengalihkan pandanganku ke arah Megi dan membalas tatapannya.
“Dia?” Megi mengangkat alisnya menandakan dia masih bingung dengan kata-kataku. Lalu beberapa detik selanjutnya dia menatapku kembali dengan wajah seolah dia sudah mengetahui kebingungannya sendiri.
“Regan maksud lo?” katanya lalu menatapku dengan lembut dan seolah mengerti keadaanku.
Aku yang mendengar kata Megi yang menyebutkan nama Regan –orang yang ku kagumi selama dua tahun ini- dengan refleks menganggukan kepalaku menandakan aku membenarkan perkataanya.

“Ya Tuhan Gebby! Kok lo gampang nyerah gitu aja sih Geb!” serunya sambil mengacak-acak rambutnya seperti orang frustasi.
“Gue tadi ngeliat dia Gi. Ngeliat Dia sama Shilla mesra-mesraan di kantin seolah-olah dia itu bahagia banget sama Shilla. Dan gue gak mungkin bertahan kalo keadaannya kayak gini terus.” Aku menahan air mataku yang mendesak ingin keluar dan juga berusaha menahan sakit di hatiku.
Geb! Gue gak tau jalan pemikiran lo sekarang kayak gimana! Lo udah ngeharepin dia dua tahun Gebby dan lo tiba-tiba mutusin berhenti di tengah jalan tanpa dia ngeharepin lo balik!!” serunya lalu berdiri dari duduknya dan menatapku frustasi.

Megi ada saatnya dimana hati gue ngerasa capek buat ngeharepin dia. Dan sekarang gue lagi di posisi itu. Gue capek Gi! Gue gak bisa terus-terusan biarin hati gue sakit. Dan ada saatnya juga dimana hati gue berhenti buat ngeharepin dia. Dan itu bakal gue lakuin, gue bakal berhenti ngeharepin dia. Ngebuang semua angan gue tentang dia.” Kataku panjang lebar sambil menangis membiarkan air mataku membentuk sungai-sungai kecil di raut wajahku.

Gebby!” panggil Megi sambil mengusap-usap pundakku memberi ketenangan sebagai sahabat. “Gue tahu gimana sakitnya hati lo. Gue tahu gimana besarnya harapan lo buat dia. Tapi, gue gak rela Geb kalo lo berhenti di tengah-tengah kayak gini. Ngebiarin harapan lo melayang hilang gitu aja. Gue gak mau harapan lo sia-sia” Megi memelukku sambil ikut terisak. Aku hanya menangis didalam pelukannya membiarkan seragam sekolahnya basah oleh tangisku.
“Gue juga gak mau semuanya sia-sia Gi. Tapi gue udah gak kuat. Gue pengen berhenti ngeharepin dia.” Sambil melepas pelukan ku, aku menatap Megi mencoba memberi penjelasan tentang semua keinginanku.

“Oke. Kalo itu kemauan lo. Gue sebagai sahabat ngedukung lo yang terbaik. Dan lo boleh dateng kapanpun ke gue kalo lo perlu bantuan.” Megi memberi senyuman termanisnya dan memelukku sekali lagi. Ini gunanya sahabat selalu ada disaat kita membutuhkan, selalu ada disaat keadaan apapun.

Dan mulai hari ini aku akan melupakan semuanya.
Melupakan harapan ku yang besar untukmu.
Melupakan semua angan yang dulu ku harapkan dengan baik.
Tanpa engkau membalasnya.



Siang itu terik matahari sangat terasa di lapangan basket sekolah. Hingga peluh membanjir di keningku. Aku melihat sosok pria yang tengah bermain basket disana. Sosok pria yang aku kagumi semenjak dua tahun silam dan sekarang aku telah berjanji untuk melupakannya. Yah Regan. Regan Rahadian lengkapnya. Aku memutar memori rekaman masa lalu ku, saat aku masih mengagumi sosok Regan. Dengan tak aku sadari sebuah bola basket mendarat di kepalaku. Seketika itu aku tak merasakan apa-apa hanya gelap yang ada di pikiran ku saat ini.
Hingga akhirnya aku terbaring di ruang UKS dikerumuni banyak orang yang masih terlihat buram di mataku. Hingga wajah-wajah itu mulai nampak jelas. Ada anak-anak penjaga UKS yang bertugas, ada Megi, dan… Regan. Apa ini hanya mimpi ya tuhan… Regan yang berada di sebelah sisi kanan ranjangku berbaring saat ini. Hatiku serasa meronta-ronta kegirangan namun mulut hanya diam tak bisa berkata.

“Geb, lo gak papa kan?” hingga terdengar suara Megi yang memecah keheningan di sana. “Gak...Cuma kepala gue sedikit pusing” jawabku dengan nada payau.
Sorry...Sorry tadi gue gak sengaja buang bola sampai kena kepala loe.. sekali lagi gue minta maaf”. Baru kali ini aku mendengarnya berbicara kepadaku.Aku gak nyangka bisa sedekat ini dengan Regan.Lagi-lagi aku hanya bengong tak bisa berkutik.

“Gebby..!!”Hingga suara Megi yang menyadarkan aku kembali.“Ya.”Reflek aku mengatakannya. Aku sendiri bingung kenapa aku bilang ‘ya’ kesannya nggak nyambung sama pertanyaannya.
“Yaudah kalau gitu gue balik dulu” langkah kaki Regan yang berjalan menjauh dari posisi semula hingga akhirnya menghilang. Saat itu aku merasa seperti orang bodoh, kikuk, idiot yang hanya bisa bengong melihatnya.



Megi membawaku ke taman belakang sekolah tempat dimana aku dan Megi sharing atau hanya sekedar menenangkan pikiran setelah pelajaran. Bangku panjang dari kayu ini yang biasa menjadi tempat kita bersandar.

Kenapa loe tadi diem aja waktu ditanya sama Regan? Itu kan kesempatan loe buat bisa deket ama dia, malah loe sia-siain.”Tanya Megi memulai pembicaraan.
Kalo didekat dia mulut gue rasanya kaku, mata serasa terhipnotis, badan jadi lemes Gi..” jawabku sambil memandang lurus kedepan.

Nah kalo kayak gitu gue jamin lo gak bakalan bisa ngelupain dia Geb, gue tau kalo sebenernya di hati lo masih ngarepin dia” jelas Megi dengan nada sedikit tinggi.Aku hanya bisa diam menanggapi perkataan Megi yang sebenarnya dalam hati aku membenarkan perkataan itu. “Gue akan bantu lo kok Geb buat bisa deket ama Regan” Megi menenangkan.
Makasih Gi” dengan senyum kecut aku memandang Megi kemudian memeluknya erat.

Dan janji itu..
Semudah itu hilang..
Karna hanya kedatanganmu mulai ada..
Ini aku, yang mengharapkanmu –lagi-



Malam ini ribuan bahkan jutaan bintang menghiasi langit gelap bersama bulan bekerja sama menciptakan suasana yang menenangkan hati yang dilanda ke-galauan ini. Aku melihat keluar jendela kamarku, kupandang jutaan bintang itu sambil menulis rangkaian kata dalam buku dairy ku.Buku bersampul coklat dengan gambar menara Eiffel di tengahnya.
Dalam buku tertulis…
Jika engkau memang bintang itu
Akan ku kejar walau jauh
Kan ku lukis walau semu
Dengan kepingan hati yang tersisa
Serta mulut yang selalu berdo’a
Andai kau tau itu..
Ini aku, yangmengharapkanmu

Ku tutup kembali buku itu dan ku simpan dalam laci di sebelah tempat tidurku. Mencoba merebahkan diri karena mimpi indah itu telah menanti…



Pagi menjelang…
Motor matic Megi telah bersiap di depan rumah menunggu ku untuk pergi bersamanya. Aku pun menyapa pagi ku dengan senyuman manis –yang ku paksakan- lalu menyambut kedatangan Megi dengan senyuman manis pula. Seakan akan hati ini baik-baik saja. Dan Megi pun menyalakan mesin motor matic nya lalu memulai perjalanan ke sekolah ditemani dengan awan pagi dan matahari yang tersenyum manis menyambut hari ini.

Sambut mentari pagi dengan senyum manis.
Walau hati ini terasa pahit.
Semanis yang aku harapkan untukmu.
Dan sepahit luka harapan yang kau buat.



Seperti biasa, jika bel istirahat berbunyi semua murid akan berhamburan keluar ruangan. Dan kebanyakan akan menuju ke kantin.Aku memesan dua mangkuk bakso lengkap dengan es jeruknya untuk aku dan Megi.Tak butuh waktu lama memang untuk menghabiskan se-mangkuk bakso ini karena memang perut yang sedang kelaparan.Aku melihat kesekitar, ada yang aneh tak seperti biasanya.Aku baru sadar kalau aku tidak melihat adegan mesra itu lagi karena bangku yang biasa di tempati Regan dan Shilla itu kosong.

Saat aku mau membayar makanannya ada yang menepuk punggung ku di belakang. Dan saat aku menoleh ke belakang… “Hei…” ternyata Regan yang menyapa.
Hai…” dengan senyum yang aku paksakan aku menjawab sapaan Regan.Regan kemudian berlalu. “Mbak ini…” kataku sambil mengulurkandua lembar uang lima ribuan.
Oh udah di bayar sama masnya yang tadi mbak” jawab penjual bakso sambil menunjuk orang yang barusan berlalu meninggalkan kantin. Tak banyak omong aku langsung menemui Megi di tempat kita makan bakso tadi.

“Gi, Regan neraktir kita. Tadi pas gue mau bayar gue ketemu dia Gi, terus kata mbaknya udah di bayar sama Regan” kataku antusias karna pelaku nya memang Regan.
Oh” jawab Megi singkat dengan agak cuek.
Ih ngeselin ya lo!gue cerita panjang lebar lo jawabnya ‘oh’ doang” kataku dengan kesal.
Hahaha bercanda doang Geb, lha bagus dong kalo gitu. Awal yang baik nih” jawab Megi yang kemudian berdiri dari duduknya dan kemudian berlalu bersamaku.



Sore ini aku nunggu Megi di kafe biasa kita nongkrong. Kafe “Riani” tepatnya, berda di sebelah selatan alun-alun kota. Dan ya, gak lama kemudian Megi datang. Kita duduk di sebelah jendela besar yang memandang ke jalan raya. Aku pesen milkshake coklat dan Megi pesen jus alpukat seperti biasanya.“Eh Geb, tau nggak katanya sih Regan ama Shilla udah putus” kata Megi membuka pembicaraan sambil nunggu pesenan minuman kami datang.

Serius loe???” tanyaku penasaran.
Kata temen sekelas Regan sih gitu” sambil mengotak-atik gadged di tangannya.Tak lama minuman kami datang. “Asiik..Minumannya dateng.” Seru Megi sambil meminum jus alpukat kesukaanya lalu menatapku
Ntar gue minta nomernya Regan ke temen sekelasnya deh.. Kalo kayak gini lo jadi ngelupain Regan? Kalo menerut gue sih jangan Geb, soalnya pintu hati Regan udah mulai ke buka buat lo” Lanjutnya dan memberi semangat buat aku untuk tetap meneruskan perjuangan aku buat bisa nge-dapetin hatinya Regan.

Masak sih Gi, apa bener Regan udah buka hatinya buat gue? ”sambil menyeruput milkshake coklat di depan ku. Aku menatap Megi dengan penasaran.
“Keliatannya sih gitu. coba lo perjuangin cinta lo itu Geb,  kejar dong masak lo nyerah gitu aja sih?” lagi-lagi kata Megi memberi semangat.
“iya Gi, kalo memang Regan udah buka hatinya buat gue, gue akan terusin perjuangan gue” jawabku tegas lagi-lagi menyeruput milkshake coklat di atas meja.



Aku menyusuri rak demi rak buku di sini.Mencari buku-buku refrensi yang tebelnya minta ampun.Ya ini karena tuntutan tugas sekolah.

“Gebby… lagi sibuk ya?” terdengar suara dari belakang.Dan seketika aku membalikkan badan “Regan, tumben ke perpus” reflek kalimat itu keluar dari mulutku.
Iya, sebenernya dari koridor sekolah tadi aku ngikutin kamu sampek sini. Oh ya lagi nyari apa?” Aku menatap mata Regan yang kelihatannya jujur dengan pernyataan yang dilontarkannya dan di dalam tubuhku euforia kegembiraan sedang menyelimuti hatiku.
Oh ini lagi nyari buku-buku refrensi buat tugas. Bisa bantu nyariin yang bagus gak?soalnya agak pusing nih” kataku sambil membuka lembar demi lembar buku refrensi.
Boleh…boleh…” Antusias Regan lalu membantuku menyari buku referensiEh kalo boleh nanti aku anter kamu pulang ya… Ya kalo boleh sih” tawaran Regan tiba-tiba ke aku
Kita kan beda kompleks”  Kataku yang bener-bener kaget dengan ajakannya.
Ya gak papa, aku pengen tahu rumah kamu aja. Boleh ya…” kalimat Regan kali ini yang kesannya memaksa, sehingga membuatku untuk berkata...Iya” jawabku singkat.
Okey...Lalu kulihat senyum manis nya tercetak di wajah nya. Lalu Regan pun menyodorkan buku referensi yang aku cari “Nih bukunya, nanti aku tunggu di depan gerbang ya, sampai ketemu nanti” Regan pun berjalan keluar meninggalkan perpus dan aku pun tidak bisa menyembunyikan perasaan senang ku.

‘ Ya Tuhan demi apa?? Regan ngajak gue pulang bareng, sumpah gue gak nyangka’seruku dalam hati sambil senyum-senyum gak jelas.



Apa.. Lo di ajak pulang bareng sama Regan? Tuh kan apa gue bilang, dia itu udah buka hatinya buat lo Gebby… Kesempatan emas nih… Trus lo mau?” suara Megi menggelegar dengan semangat di dalam kelas.
Iya” jawabku singkat dan tak luput senyum masih menghias di wajahku.
Akhirnya penantian loe selama dua tahun terwujud saat ini Geb, gue ikut seneng…” Aku dan Megi pun memasukan peralatan sekolahku dan bersiap-siap untuk pulang“Ciye yang mau pulang bareng...goda Megi sampil menyenggol lenganku.
Apaan sih, resek…” Kesal ku dengan godaan Megi.

Aku dan Megi menyusuri koridor sekolah menuju gerbang. Dan disana terlihat Regan yang sudah menunggu aku bersama motor Dukati miliknya. Rasanya agak malu diajak pulang bareng Regan pekek motor keren kayak gitu. Tapi memang ini lah yang aku tunggu-tunggu semenjak dua tahun penantianku selama ini.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga!ini pakek helmnya.” Seru Regan sambil menyodorkan helm putih untuk ku kenakan.
Tunggu, beneran gak papa nih? Ntar ada yang guk suka atau apa lah.itu..” Ku tahan tangannya sebelum Regan menaiki Ducati-nya. Dan jari telunjukku menunjuk Shilla yang sedang melihatku bersama Regan.
Siapa?Shilla?Dia bukan apa-apaku sekarang.Udah naik” jawabnya sambil mempersilahkan aku naik motornya.Dengan agak ragu, aku naik motor keren ini.



Setelah selama perjalanan pulang yang -menurutku- sangat seru sekali, karna selama perjalanan kami habiskan dengan berbincang-bincang tentang hobi kita masing-masing dan akhirnya sampai depan rumah. Aku sudah mempersilahkan Regan masuk dulu, tapi dianya menolak.Suara motor Regan mengiringi kepergiannya yang semakin lama suara itu menghilang di kejauhan.Dan aku memasuki rumah dengan senyum yang tak bisa ku sembunyikan. Hari ini benar-benar hari yang menyenangkan.

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along so why can't you see
You belong with me
You belong with me..
(Taylor Swift – You belong with me)

Malam ini berbeda, tidak ada satupun bintang yang menghiasi.Suasana sunyi, hanya terdengar dentingan jam dinding di kamarku. Merasa agak bosan, aku buka laptop silver ku dan membuka akun e-mail yang sudah lama offline. Dan seketika itu ada pesan yang masuk
Alo..

Aku membuka pesan tersebut yang ternyata dari Regan. Entahlah aku gak tau juga dia dapat e-mailku darimana. Aku pun membalas pesannya.

Alo..Regan ya?
Haha iya, Lagi dimana?

Tanpa menunggu lama cukup beberapa detik saja pesan Regan sudah masuk lagi ke e-mail, mungkin dia juga lagi online.

Lagi di rumah.Kamu?
Sama.Besok siang sibuk nggak?
Nggak.Kenapa?
Aku mau ngajakin kamu nonton boleh?
Boleh…
Ok aku tunggu di rumah kamu jam 2 ya..Bye

Pesan masuk dari Regan ini buat aku senyum-senyum sendiri. Serasa pengen mempercepat waktu jadi jam dua siang. Gak sabar rasanya nonton bareng sama Regan.



Jam menunjukkan pukul 12 siang. Saat ini aku pilih-pilih baju apa yang ntar aku pakek. Aku keluarin semua pakaian yang berada di lemari coklat ini.
“Gebby… turun dulu, ada yang mau ketemu sama kamu” suara mama terdengar sayup-sayup dari lantai bawah.Aku sempat bertanya, siapa yang mau ketemu aku? Apa Regan? Ah gak mungkin, masak Regan. Dia kan udah janji jemput aku jam dua, gak mungkin dipercepat kayak gini. “Iya ma… bentar” buru-buru kakiku melangkah menuruni tangga.Dan aku lihat ada cowok disana, tapi bukan Regan.

Ini Farell anaknya bu Shinta, sahabat Mama yang tinggal di Lombok. Farell pindah ke-Jakarta karena ayahnya ditugaskan disini.Dan dia tinggal se-kompleks sama kita loh.” Kata mama panjang lebar, sambil ngambil minuman buat cowok yang pakek jaket abu-abu yang sekarang duduk di kursi tamu.“Diajak ngomong kek Farellnya itu, masak didiemin aja” sahut mama lagi. Aku hanya diam menatap Farell yang menurutku sangat manis dan tampan.

Ya, gak papa tante lagian Farell kesini Cuma mau nganterin titipan mama aja kok.Farell pamit pulang ya!”jawab Farell polos lalu meminum jus jeruk yang di sediakan mama.
Lho kok buru-buru pulang. Kamu kan belum banyak cerita sama tante” Mama menahan tangan Farell mencegahnya untuk tidak terburu-buru beranjak pulang.
Lain waktu aja tante, Farell pamit pulang dulu.”Jawab Farell sopan sebelum dia pergi, dia melirik dan tersenyum ke arahku. Aku pun membalas senyumannya.



Regan dengan motornya tiba di depan rumah. Dan menyerahkan helm untuk kupakai tanpa basi-basi Regan memacu motornya menuju salah satu mall di pusat kota. Regan yang sudah memesan 2 tiket untuk kami berdua, langsung masuk ke gedung bioskop.Film pun diputar. Aku sama regan gak banyak bicara emang, Karena sedang asik nonton bioskop. Dengan reflek aku menyandarkan kepalaku di pundak Regan, dan seketika itu Regan mengusap rambut aku.Rasanya nyaman… banget saat ini tak terasa film pun berakhir.Perjalanan pulang, kami mampir di kedai somay.Regan membelikan somay buat aku, aku juga gak tau kok Regan bisa tau kalau aku suka somay. Dan kami pun pulang lalu Regan memacu motornya di keramaian jalan kota.



“Gi, apa ini yang namanya cinta?” tanyaku yang mengalihkan pandangan lurus kedepan, pada megi yang sedang asik menghabiskan snack-nya.
“Mungkin” jawab megi datar.
“Kalau iya, kenapa dia gak ngungkapin perasaannya ke gue?” lagi-lagi mataku menatap lurus ke depan tanpa memperhatikan Megi sedetik pun sambil menerawang jauh kejadian-kejadian yang selama ini kulakukan dengan Regan.
“Tau…”  Sahut Megi cuek.
“Yah, resek lo… Di ajak ngomong malah asik makan” seruku yang baru sadar kalau dari tadi Megi mendengarkan kataku dengan makan snack yang-menurut Megi- enak. Mangkanya dari tadi si Megi jawabnya cuek.

“Haha.. bercanda doang Geb, loe mah gak asik gak bisa diajak bercanda” jawab Megi yang gak bisa diajak serius orangnya.
Ini gue nanya serius Megi…!” Kunaikan nada ku menjadi tinggi terkesan banget seperti orang marah. Tapi ku lihat Megi sama sekali tak peduli dengan nada tinggiku.

Eh loe tau gak, ada anak baru. Se-kelas sama Regan juga. Katanya sih masih satu kompleks samaloe. Orangnya kece pula, gak kalah sama Regan. Eh loe sadar gak kebanyakan cowok di kelas Regan kece-kece ya!” kata Megi panjang lebar yang nyeleweng dari pembicaraan. Tapi aku gak nyambung juga, siapa orang yang se-kompleks sama aku?

“Farell?” kataku spontan sambil menatap penuh penasaran ke arah Megi.
Iya, Farell keren kan orangnya.Kok lo kenal?”Tanya Megi semangat.
Mama gue samaMama nya si Farell saling kenal, sahabatan malah. Kemaren juga dia ke rumah gue.”Kataku menjelaskan.
What? Yang bener? Ati-ati lo di jodohin sama Farell.” Senyum goda ala Megi pun muncul diwajah nya sambil mengedipkan mata nya ke arahku.
Apaan sih, ya nggak lah.”Kataku menyangkal.



Pulang sekolah menyesakkan untukku kali ini aku melihat adegan itu lagi. Tepat di depan mataku, di area parkir sekolah. Dan pelakunya tetap sama seperti kejadian yang dulu, -Regan Shilla- sedang berbincang-bincang sambil sesekali tangan  Shilla melingkar manja di tubuh Regan.Aku pikir Regan benar-benar udah ngelupain Shilla.Tapi ternyata kejadian ini? Ngebuktiin banget kalau Regan sama Shilla masih ada hubungan. Ya Tuhan Terus apa maksud dari sikap Regan ke aku selama ini?. Bener-bener sakit hatiku.Dan tanpa aba-aba air mataku langsung menggenang di pelupuk mataku.Dan seketika itu ada tangan yang mengejutkanku dari belakang. “Farell!” sapaku kaget.

Kamu kenapa kok nangis?”Tanya Farell dengan wajah penasarannya sambil satu tangannyamengusap air mata yang mengalir di pipiku.
Nggak papa”  Aku pun ikut mengusap air mataku dan masih terisak aku menatap Farell. Entahlah kenapa aku dan Farell langsung menjadi akrab seperti ini. Yang ku rasa saat ini aku nyaman bersamanya.
“Mau pulang bareng?” tawar Farell sambil tersenyum manis kearahku membuatku sedikit terpesona dengan senyumnya yang manis.
Boleh.”Sahutku spontan dan reflek menggenggam telapak tangan Farell dengan erat lalu aku berlalu dari pemandangan menyakitkan itu.



Farell memberhentikan motornya di samping kedai somay yang waktu itu aku sama Regan beli Somay di kedai ini juga. Bertempat di seberang alun-alun kota yang tempatnya strategis, sehingga kedai ini selalu ramai pembeli. Farell memesan dua porsi siomay yang kita lahap habis di bangku taman alun-alun. 

Kamu suka somay?”Tanya Farell mambuka pembicaraan lalu meminum cappucino nya.
“Suka. Suka banget malah” jawabku sambil melahap somay di mangkuk dan seketika itu aku melupakan semua kesedihanku.
Kok samaaan ya.Sering-sering aja kita mampir ke kedai ini” seru Farell sambil tertawa kecil yang membuat Farell semakin terlihat kece. Kami menghabiskan banyak waktu di alun-alun kota. Mulai dari beli somay, bakpau, es cendol, dan arum manis. Hingga terasa kenyang perutku ini.Ternyata Farell orangnya asik juga.Kita banyak cerita mulai dari kesukaan masing, hobi, cita-cita dan masih banyak lagi.
Akhirya gak terasa sampek sore kita main-main di sini.Kami pun pulang, dan aku akhirnya bisa melupakan semua kesedihanku berkat Farell.Terima kasih tuhan, kau telah mempertemukan aku dengan sosok Farell.

Kalau kau memang orangnya.
Aku akan melupakan harapan lamaku.
Dan akan aku berkata padamu.
“Selamat datang harapan baruku”.
Aku berharap engkau harapanku yang terbaik.



Malam ini, langit bertabur bintang berhias sang rembulan. Tak seperti biasanya aku menghabiskan waktu malam di dalam kamar sendirian.Kali ini aku duduk di tepi kolam renang. Suasana sunyi dan tenang hanya terdengar suara gesekan daun-daun dan jangkrik di taman. Hingga aku teringat akan kata-kata Megi di taman belakang sekolah tadi. ‘ati-ati lo dijodohin sama Farell!’ ah gak mungkin. Tapi aku suka sama sikap hangat dia. Orangnya seru, asik. Aku pun kembali ke lantai atas bersiap untuk berpetualang di alam mimpiku.



2 bulan berlalu.
Selama itu hubunganku dengan Farell menjadi dekat hampir hari-hariku ditemani oleh Farell. Berangkat dan pulang sekolah pun aku bersamanya karna rumah kita yang se-komplek menjadi faktor utama kita berangkat bareng. Dan selama itu juga aku melupakan harapan dua tahun yang pernah aku indahkan bersama Regan.

Yah memang Regan masih dekat denganku tapi rasa yang dulu sering muncul ketika bersamanya menjadi hilang dan rasa senang yang muncul di hati digantikan oleh sosok Farell yang asik yang selalu ada di saat aku butuh seorang teman, yang selalu berhasil mengubah mood jelekku jadi asik lagi, dan Farell juga yang selalu berhasil buat aku nyaman kalo di samping Dia.

Ya tuhan kali ini hati aku di buat bimbang dengan dua orang yang masih mengisi hatiku. ‘RT @CintaTapiBeda On Twitter ;Terkadang kau harus memilih tuk meninggalkan seseorang, bukan karena kau berhenti mencintai, tapi kau merasa tak lagi dihargai’ Tweet dari @CintaTapiBeda ini pas banget buat Regan yang dulu pernah ada, namun kini hilang entah kemana. Kenapa aku harus diberi dua pilihan yang membingungkan ini?. Farell atau Regan?.


Jika dia orang yang tepat untuk ku miliki
Dekat kan denganku
Bawalah dia kemari kehatiku
Dan...
Jika dia bukan orang yang tepat  untuk ku miliki
Biarkan dia tetap dekat denganku
Dan bawalah dia menjauh dari hatiku
Karna aku mengaharapkan yang terbaik untukku.
Ini aku, yang mengharapkanmu



Malam tahun baru seperti biasa sekolahku mengadakan acara perayaan menyambut malam tahun baru. Halaman sekolahku pun penuh dengan anak-anak yang sibuk melihat festival bazar yang disediakan perkelas oleh sekolahan. Aku berdiri di depan panggung tapat pukul 23.50 menyaksikan penampilan Farell yang menjadi vokalis di band sekolah.

Dan kali ini aku benar-benar terpesona dengan style Farell yang benar-benar mempesona kaum hawa termasuk aku di dalamnya. Dengan setelan kemeja biru muda lengan panjang dan celana levis hitam pekat panjang tak lupa rambut yang dibuat style remaja sekarang benar-benar kece maksimal. Intro musik dari lagu Sammy Simorangkir – Kaulah Segalanya mengalun indah dan suara Farell terdengar benar-benar merdu.

Gak nyangka ternyata Farell juga bisa nyanyi dan suara nya benar-benar membuat seluruh penonton di sekolah diam seketika dan hanya terdengar suara Farell yang mengalun merdu dan ketika Farell memasuki bagian Reff terdengar tepukan meriah dari penonton menandakan penampilan Farell  benar-benar apik.

Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini
Tak mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang ku harap
Hanya kau seorang
(Sammy Simorangkir – Kaulah segalanya)

Lagu itu pun berakhir dengan perfect dan setelah menyelesaikan lagu itu Farell melihatku dan tersenyum manis ke arahku. Aku pun membalasnya lalu Farell turun dari panggung dan langsung menemuiku.
“Gimana bagus gak?” tanyanya dan –masih- senyum manis nya terlihat di wajahnya.
“Banget” jawabku singkat

“Buat kamu tuh”
“Ha? Serius?” kagetku masih specchless dengan kata-katanya. Ya Tuhan jadi perform barusan buat aku?? Aku pun masih cengo dan berusaha menetralisir perasaan kagetku.
“Biasa aja dong ekspresinya” tangannya yang mengacak-acak poniku membuatku tersadar. Dan ku lihat tawa nya yang membuat dia semakin tampan.
“Aah poni ku. Tuh kan acak-acakan jadinya” aku pun membenarkan poniku dengan tanganku dan memasang wajah kesal ke Farell.

“Tetep cantik kok” Farell pun melihatku sambil tersenyum. “Aku sayang sama kamu” lanjutnya dan menatap mataku.
“Ha?” aku pun yang mendengar kalimatnya barusan, Reflek memberhentikan aktivitasku menata poni. Aku pun cuma bisa diam dan kaget dengan perkataanya.

“Aku suka sama kamu” Lagi-lagi pernyataan Farell membuatku bingung.
“Apaan sih. Gak usah bercanda deh” aku pun yang tersadar menyahutnya.
“Siapa yang bercanda? Aku serius. Mau gak jadi pacar ku?” mata nya yang tajam menatapku dengan sayang dan aku melihat kesungguhan dan keseriusan di matanya.

Aku pun diam berusaha menenangkan hatiku yang masih kaget dengan nya. “Kok diem sih? Jawab dong” lanjutnya dan mengenggam tanganku “Aku gak mau ngasih janji ke kamu.  Tapi aku akan berusaha buat jaga kamu dan ngasih yang terbaik buat kamu.” Satu alis nya yang tebal terangkat. Menunggu jawaban dari ku, aku pun menggigit bibirku dan berusaha meyakinkan jawaban yang akan ku berikan Farell.

“Ehmm...  Iya aku mau jadi pacar kamu” dan tanpa aba-aba Farell langsung memelukku erat.
“Thanks banget Geb, aku sayang sama kamu” aku pun tersenyum mendengarnya dan bersamaan dengan itu teriakan Happy New Year dari anak-anak pun terdengar dan kembang api menyala secara meriah. Dan saat itu juga ku lihat Regan sedang berpelukan bersama Shilla. Yaah kudengar Regan dan Shilla kembali berpacaran sehari sebelum perayaan akhir tahun ini.
 Dan mulai hari ini aku akan menghapus harapan ku dua tahun lalu dan aku akan membuat harapan baru yang terbaik bersama Farell, orang yang kupercaya menjaga hati ku.


Aku dulu mengharapkanmu.
Dan kau tau itu.
Kau sempat membalasnya.
Tapi seketika hilang.
Di gantikan oleh harapan baru.
Dan itu..
Farell..
Ini aku, yang mengharapkanmu menjadi yang terbaik untukku..
I Love You So Much harapan terbaikku.
Dan kan ku kubur dalam masa itu, masa lalu ku
Bersama Farell…
Kini ku bahagia…
~Cinta bukan Harapan, tapi kasih sayang yang tulus~

Quote by Writer:
“Jangan terlalu berharap pada cinta yang bukan semestinya. Karena terlalu berharap akan membuat hati sakit”

THE END


Salam hangat,
Pirut dan Apucu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN MASUK SMA MUHAMMADIYAH 1 GRESIK YYEAAYYY!!!